Dr. I Gusti Rai Wiguna, SpKJ – Bali Mental Health Clinic
Polisomnografi (PSG) adalah pemeriksaan komprehensif yang digunakan untuk menganalisis pola tidur seseorang dan dapat membantu dalam mendiagnosis berbagai gangguan psikiatri yang terkait dengan masalah tidur. Beberapa gangguan psikiatri yang dapat diketahui atau memiliki hubungan dengan hasil polisomnografi meliputi:
1. Depresi
Polisomnografi sering menunjukkan perubahan dalam pola tidur pada pasien dengan depresi. Temuan umum meliputi penurunan latensi REM (lebih cepat masuk ke fase REM), peningkatan jumlah siklus REM, dan fragmentasi tidur. Gangguan tidur, seperti insomnia atau hipersomnia, juga sering ditemukan pada pasien dengan depresi.
2. Gangguan Kecemasan
Orang dengan gangguan kecemasan sering mengalami kesulitan tidur, seperti insomnia atau gangguan dalam mempertahankan tidur. PSG dapat menunjukkan peningkatan waktu terjaga setelah tidur (wake after sleep onset), peningkatan fragmentasi tidur, dan penurunan efisiensi tidur. Kecemasan juga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas motorik selama tidur.
3. Gangguan Bipolar
Pada fase mania, pasien sering mengalami pengurangan kebutuhan tidur yang signifikan, dan PSG dapat menunjukkan penurunan durasi tidur secara keseluruhan, penurunan tidur REM, dan lebih banyak fragmentasi tidur. Selama fase depresi, temuan PSG bisa menyerupai yang ditemukan pada depresi mayor.
4. Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD)
Pasien dengan PTSD sering mengalami mimpi buruk atau terbangun di malam hari. Polisomnografi dapat menunjukkan peningkatan latensi tidur, penurunan efisiensi tidur, peningkatan aktivitas fisik selama tidur, serta mimpi buruk atau teror malam yang dapat mempengaruhi struktur tidur.
5. Skizofrenia
Orang dengan skizofrenia sering mengalami gangguan tidur, yang dapat diidentifikasi dengan polisomnografi. Temuan PSG pada pasien dengan skizofrenia dapat meliputi penurunan efisiensi tidur, peningkatan fase tidur NREM yang terfragmentasi, serta penurunan total waktu tidur dan durasi tidur REM.
6. Gangguan Tidur Terkait dengan Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat seperti alkohol, stimulan, atau depresan dapat mengganggu pola tidur, dan PSG dapat menunjukkan pola yang khas sesuai dengan zat yang digunakan. Misalnya, alkohol dapat menyebabkan fragmentasi tidur dan gangguan tidur REM, sementara stimulan dapat menyebabkan kesulitan tidur atau penurunan durasi tidur.
7. Gangguan Makan Terkait Tidur (Sleep-Related Eating Disorder)
Gangguan ini sering dikaitkan dengan gangguan tidur lainnya, seperti parasomnia atau insomnia. PSG dapat menunjukkan pola tidur yang terganggu serta episode makan yang tidak disadari selama tidur.
8. Gangguan Tidur yang Berhubungan dengan Depresi Atypical
Pada jenis depresi ini, sering terjadi hipersomnia, dan PSG dapat menunjukkan peningkatan durasi tidur tetapi dengan kualitas tidur yang buruk, fragmentasi tidur, atau fase tidur yang tidak dalam.
Pemeriksaan polisomnografi sering digunakan dalam kombinasi dengan pemeriksaan psikiatris lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara gangguan tidur dan gangguan psikiatri. Deteksi dini dan pengelolaan yang tepat terhadap gangguan tidur pada pasien dengan gangguan psikiatri dapat sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.